Share this post on:

Tato saya yang merefleksikan tentang pentingnya Literture Review 🙂

Ikut jawab ya, sekaligus curhat tentang masih kurangnya atau lemahnya skripsi mahasiswa kita. Mahasiswa kita sering banget kurang menganggap Bab 2, Bab dari segala bab. Mahasiswa lebih menganggap terjun ke lapangan untuk penelitian adalah segalanya. Mahasiswa kadang lupa,meraka bukan wartawan yang bisa langsung ke lapangan untuk liputan. Wartawan dan Peneliti akademis sangat beda. Mereka adalah akademisi yang menulis berdasarkan penelitian sebelumya yang sudah diujikan

Bab 2 dimana semua ilmu kanuragan dari para pendekar sakti sebelumnya diturunkan. Bab 2 adalah menjadi dasar dimana anda bisa membahas apa nanti temuan anda di lapangan dikomparasi dengan penelitian sudah ada. Analoginya begini: “Produk saya bagus pak, pokoknya bagus, bapak harus beli” akan lebih bagus jika anda berkata begini: “ Produk saya bagus pak, produk saya adalah solusi semua permasalahan (penelitian sebelumnya) yang ada dari produk sebelumya” , yang mana kira-kira bisa menjual??

Baik saya akan bahas lebih detail dari Bab 2, si Bab super.

Fungsi pertama dari tinjauan pustaka adalah untuk menunjukkan bahwa Anda memiliki pemahaman yang mendalam tentang literatur, apa pun pertanyaan penelitian/rumusan masalah anda, apa pun tujuan penelitian anda, anda perlu menunjukkan bahwa Anda tahu apa yang anda lakukan. Penulisan akademis adalah tentang berdiri di atas pundak raksasa << ini sering banget kita lihat jika anda membuka google cendekia/google scholar dan jadi anda perlu tahu siapa para raksasa tersebut, siapa orang-orang yang telah melakukan penelitian ini sebelumnya, apa yang mereka katakan, bagaimana argumennya. Di google scholar ada tulisan: Berdiri di pundak raksasa adalah metafora yang mempunyai arti “Menggunakan pemahaman yang diperoleh oleh para pemikir besar sebelumnya untuk membuat kemajuan intelektual” Ini adalah metafora kurcaci yang berdiri di atas bahu raksasa (Latin: nanos gigantium humeris insidentes) alias “menemukan kebenaran dengan membangun berdasarkan penemuan sebelumnya”

Fungsi kedua dari tinjauan pustaka itu untuk menunjukkan bahwa ada celah (gap of knowledge pada umumnya). Untuk menunjukkan bahwa ada kebutuhan untuk suatu penelitian baru atau spesifik. Jadi jika anda mengambil gelar master atau penelitian PhD, ada beberapa persyaratan untuk orisinalitas. Umumnya universitas tidak ingin Anda meneliti sesuatu yang telah dilakukan ribuan kali sebelumnya, untuk apa dong melakukan penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya sama persis?. Jadi fungsi untuk mengerjakan tinjauan pustaka adalah agar mencari tahu di mana celah dalam literatur, di mana celah dalam penelitian, bagaimana saya bisa mengambil sudut yang lain atau yang belum dilakukan sebelumnya, bagaimana saya bisa mengambil sudut pandang yang unik dari segi konteks atau dari segi wilayah tertentu, lingkungan tertentu dll. Jadi fungsi kedua dari tinjauan pustaka adalah seutuhnya meninjau pustaka atau naskah yang telah ada sebelumnya dan pada akhirnya mengetahui apa saja yang anda benar-benar butuhkan untuk penelitian anda.

Fungsi ketiga, bagi anda yang berencana untuk membuat model teoritis atau model konseptual, kerangka konseptual berdasarkan tinjauan pustaka adalah sumbernya. Jadi yang anda lakukan adalah mengambil berbagai teori dari berbagai penelitian yang telah dilakukan di masa lalu dan membangun semacam model konseptual yang kemudian akan anda uji dan validasi. Mungkin tidak relevan untuk semua orang tetapi itu juga sangat penting jika Anda melakukan segala jenis pengujian validasi kuantitatif, dll.

Fungsi paling akhir keempat dari tinjauan pustaka adalah agar anda memiliki fondasi atau membangun fondasi metodologi. Jadi yang saya maksud dengan ini adalah ketika Anda meninjau semua literatur yang relevan dengan pertanyaan penelitian/rumusan masalah anda tujuan penelitian anda, anda akan mendapatkan pengetahuan dari berbagai penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dan akan melihat metodologi apa yang mereka gunakan. Apakah mereka menggunakan kualitatif, kuantitatif, jika mereka menggunakan kuantitatif, apakah mereka memiliki set pertanyaan yang divalidasi dengan baik, teruji dengan baik, apakah mereka menerbitkan kuesioner, dll. Jadi tinjauan pustaka memberi Anda kesempatan untuk benar-benar menggali apa yang sudah dilakukan dan kegunaanya. Sangat sering jika Anda ingin melakukan survei, Anda dapat menemukan melalui tinjauan pustaka Anda, Anda dapat menemukan set pertanyaan yang bagus,

Saya biasanya meminta mahasiswa saya untuk membuat suatu bagan atau table dimana di dalamnya berisikan :

1. Nama pengarang

2. Judul beserta tahun

3. Fokus

4. Lokasi

5. Metode yamg dipergunakan

6. Hasil yang didapat

Dari mengelompokkan ini mahasiswa menjadi mengtahui apa saja yang harus dilakukan, apa celahnya dan apa pendekatan dari sudut pandang yang lain yang bagus untuk diteliti.

Kelemahan mahasiswa kita adalah malas membaca dan kadang menganggap tinjauan pustaka itu hanya tentang menjelaskan konsep dan teori tanpa menulis secara critical. Maka dari itu sering banget saya temukan tinjauan pustaka yang bersifat deskriptif padahal mahasiswa S3 (ini kadang saya geleng-geleng). Bahkan mahasiswa harus disuapi sampai menanyakan kata kunci ke saya :(.

Nyawa dari sebuah penelitian baik itu S1.S2 dan S3 adalah Bab 2 TINJAUAN PUSTAKA. Jika sudah salah dari awal, sia-sialah anda ke lapangan. Bahkan Bab Latar belakang alias teaser and trailer dari suatu penelitan, backbonenya juga dari Tinjauan Pustaka. Tanpa Bab 2 bagaimana anda bisa berargumen pentingnya temuan Anda untuk pemahaman atau wawasan baru yang muncul sebagai hasil dari studi Anda tentang masalah tersebut ketika dibandingkan dengan penelitian sebelumnya.

Fungsi-fungsi diatas saya ambil dari video ini dan digabungkan dengan pengalaman pribadi saya:

[1] How To Write A Literature Review In 3 Simple Steps (FREE Template With Examples)

Catatan Kaki[1] https://www.youtube.com/watch?v=lw8HPXJP1VA&t=105s

Share this post on:
Avatar Indra

Author: Indra

Saya adalah dosen tetap di Fakultas Pariwisata Universitas Udayana Bali. Bidang yang saya suka adalah disaster management, heritage tourism, E-tourism dan juga Research Methods.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *