Setuju, sangat setuju sekali. Sudah lama saya menginginkan peraturan seperti ini. Saya pernah dan sangat-sangat risih ketika kolega saya yang secara verbal merayu dan berkata tidak sopan terhadap mahasiswi yang memakai rok yang agak pendek. Setelah mahasiswi tersebut pergi, baru saya katakan. “Eh pak, itu jika di LN, apa yang kamu bilang, termasuk pelecehan seksual, meski kamu tidak menyentuh”. Saya tidak ingin mempermalukan dia depan mahasiswi tsb.
Kadang saya heran, buat apa seorang dosen menggunakan kuasanya untuk melakukan hal-hal rendah seperti ini. I mean kalo bener-bener tidak tahan, ya jangan sama mahasiswa sendiri.. ada istri, or siapa aja yang mau di luar sana, jangan mahasiswa sendiri.
Saya paling tidak suka jika ada temen sebaya yang bilang: wih enak jadi dosen ya, ancam saja mahasiswanya dengan nilai jelek, pasti mau tuh mahasiswa diajak, (dalam hatiku: well sobat, Tuhan tau , makanya kamu tidak jadi dosen :)).
Sekarang saya mau tanya ke pria-pria disini:apa sih enaknya memaksa wanita untuk suka kepada anda? apa sih enaknya melakukan hal yang mereka tidak suka dan mereka melakukannya dengan terpaksa?. Kadang saya tidak mengerti isi dari otak para pelaku kekerasan seksual dan pemerkosa. Coba lihat ilustrasi foto diatas, lihat bahasa tubuh wanita tersebut, badannya condong menjauh dari lelaki tua tersebut, artinya dia tidak nyaman.
Oh ya, yang saya tidak mengerti, mengapa peraturan ini dibilang melegalkan zina?? logika berpikirnya itu dimana? ini peraturan sangat-sangat melindungi mahasiswi/a. Bahkan setelah saya baca, saya jadi lebih hati-hati nih, soalnya di peraturan itu, mengechat lewat media sosialpun bisa dianggap kekerasan seksual secara verbal jika si mahasiswa tidak nyaman.
Sekali lagi saya sangat setuju dengan peraturan ini, saya sendiri sudah muak melihat dosen-dosen senior yang menggoda dosen muda, dosen-dosen generasi-generasi kelahiran 1950–60an (se oom dan bapak saya) masih kelihatan suka sekali memegang bagian tubuh teman wanita saya dengan dalih bercanda>> kesempatan dalam kesempitan.
Saya tutup dengan: “Terus terang, saya pribadi gengsi sekali untuk merayu mahasiswa, dimana harga diri saya? image yang saya bangun belasan tahun masa harus hancur karena tidak mampu mengendalikan prilaku yang tidak perlu kuliah sampai jenjang S3 untuk memahaminya”