Share this post on:

Wah akhirnya ada pertanyaan yang benar-benar saya bisa jawab setelah tidak menulis sebulan :).

Ya sebaiknya jika bisa dihindari, karena kesibukan dosen menjabat itu luar biasa sekali. Endless meeting, meeting ini dan itu, itu yang banyak sita waktunya. Belum lagi tekanan dari atasan, urusan birokrasi, target harus tercapai, akreditasi prodi, program baru, rapat ini itu dan juga memberi kata sambutan dimana-mana..

Seakan-akan mereka harus membelah diri layaknya Protozoa dan Amoeba agar bisa hadir di banyak tempat sekaligus bisa menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi (Mengajar, Meneliti dan Mengabdi)

Dari semua kesibukan yang diatas yang saya sebutkan, mereka juga masih harus menguji, penelitian dan pengabdian. Saya termasuk dosen yang berusaha untuk menghindari jabatan, karena sewaktu saya melamar jadi dosen, saya melamar bukan untuk menjabat tapi mengajar dan meneliti. .

Tapi memang ada dosen yang passionnya menjabat karena mungkin dulu super aktif di organisasi. Saya perhatikan ada tiga tipe dosen pada umumnya yang saya analogikan dengan anak band.

  1. Dosen yang berambisi untuk menjabat, jenis dosen ini akan cenderung mengukur siapa lawan dan kawan dalam perpolitikan kampus. Achiement dosen seperti ini adalah kedudukan/posisi dalm suatu organisasi. Ini jika di Band, adalah frontman, sang vokalis yang selalu akan paling banyak ngomong atau ketika wawancara dengan media, dia yang paling depan dan banyak memberi pendapat.
  2. Dosen yang murni passion di mengajar dan meneliti, dosen seperti ini merasa achievementnya ada di berbagi ilmu kepada mahasiswanya dan mendapatkan ilmu baru dari penelitian. Ini Jika di Band adalah pemain Drums dan Bass, yang kelihatannya kalem, tidak banyak bicara tapi perannya sangat penting dalam menjaga tempo lagu dan juga jiwa lagu tersebut.
  3. Dosen yang suka wara wiri kegiatan kampus, lomba, jadi juri ini itu, pokoknya asik diajak kegiatan mahasiswa (olahraga, musik dll). Achievementnya: dosen gaul, merakyat, dosen grass root. Ini jika di Band, bagian backing vocals dan groupies (berbaur dengan penonton).

Ketiga jenis tipe itu tentu diperlukan dalam suatu universitas. Coba bayangkan jika dosen tipe nomer dua saja yang ada, kampus pasti menjadi tempat yang tidak asyik untuk belajar karena serius terus heheheh, meski saya cenderung tipe nomer dua, yang sedikit ke tipe tiga ketika ikut mengisi acara kampus sebagai pemain band.

yah segitu aja dulu dari saya, mayan akhirnya bisa menulis lagi. Saya menjawab berdasarkan pertanyaan yang saya anggap saya mampu menjawab.

Share this post on:
Avatar Indra

Author: Indra

Saya adalah dosen tetap di Fakultas Pariwisata Universitas Udayana Bali. Bidang yang saya suka adalah disaster management, heritage tourism, E-tourism dan juga Research Methods.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *