Share this post on:

Mohon maaf saya kurang setuju. Justru Tri Dharma bagus untuk menghasilkan dosen yang tidak asal ngomong, beropini serta berteori saja. Dosen yang cuma dapat pengetahun dari baca buku orang lain tanpa pernah mempraktekan.

Tambahan lagi, karena meneliti, dosen menjadi update dengan metodelogi terbaru, isu terbaru yang ujung2nya bisa ditransferkan dan diceritakan kepada mahasiswa secara gambalang dan terang benderang karena berdasarkan pengalaman langsung di lapangan bukan dari baca buku atau beropini. Apalagi penelitian biasanya mengharuskan melibatkan mahasiswa. Tujuan untuk meneliti itu bukan hanya untuk naik jabatan dan uang hibah tapi juga agar dosen tetap belajar dan update ilmu.

Kemudian pengabdian, untuk apa kita pinter sendiri jika ilmu tidak bisa diterapkan atau dibagikan kepada masyarakat? Justru pengabdian penting agar tidak dicap teori doang gak ada manfaatnya, hanya sekedar tulisan yang kemudian dijilid dan dipajang di perpustakaan

Saya melihat, temen2 dosen yang malas penelitian, biasanya PPTnya gak pernah diupdate karena malas penelitian otomatis malas untuk ikut conference alias malas untuk diseminasi hasil penelitian >> PPT isinya sama dari 10 tahun yang lalu dan ketinggalan jaman 🙂

Sungguh penelitian itu membuat kita jadi belajar tanpa menyadari bahwa kita sedang belajar dan mempersiapkan bahan kuliah dan dibayar pula.

yang perlu dihapus itu birokrasi dan administarsi berbelit belit serta kebijakan kebijakan baru yang gak beda dari sebelumnya, tapi diberi tema dan judul baru yang biar ada aja dikerjakan, ini yang menghambat dosen untuk berkreartivitas dalam melaksanakan Tri Dharma.

Tugas tambahan seperti jadi dekan, koprodi, dll juga perlu ditinjau ulang soalnya kerjaannya kebanyakan endless rapat, politik, birokrasi. Setau saya , kita dulu melamar jadi dosen untuk mengajar dan meneliti bukan menjabat serta memberi kata2 sambutan yang tak henti2 serta salam-salaman serta endless tanda tangan ini itu 🙂 Seharusnya tugas seperti dekan dan koprodi itu diserahkan kepada seorang manajer atau direktur. Sama seperti club sepakbola. Ada director of football, jadi kita dosen laksana coach, membimbing pemain yang dalam hal ini mahasiswa.

Sekian dari saya

3

Share this post on:
Avatar Indra

Author: Indra

Saya adalah dosen tetap di Fakultas Pariwisata Universitas Udayana Bali. Bidang yang saya suka adalah disaster management, heritage tourism, E-tourism dan juga Research Methods.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *