Iya.. untuk membedakan mereka dengan orang-orang yang kuliah S3 hanya untuk menambah gelar pada nama mereka yang dimana setelah mendapatkan gelar doktor, tidak meneliti lagi. Sekarang Doktor itu sudah lumrah dan sudah seperti Master di tahun 1990an, maka dosen menurut saya sepatutnya harus menjadi profesor.
Profesor itu sebenarnya adalah jabatan, bukan gelar akademik tapi jabatan yang diperoleh karena anda mendapatkan angka kredit yang sudah mencapai 850 jika tidak salah. Angka kredit itu didapat dari melakukan Tri Dharma Perguruan Tinggi (Mengajar, Meneliti dan Mengabdi).
Saya sebelumnya tidak terlalu memusingkan kenaikan pangkat dan jabatan, tapi ternyata setelah mengetahui jika tulisan Scopus/jurnal internasional saya tidak bisa dipakai (hangus) sia-sia. Artinya tidak bisa dipakai nantinya untuk mencari jabatan profesor karena sudah dipakai untuk kenaikan ke lektor. Oleh sebab itu, saya menjadi terpacu untuk mengurus ini (apalagi sayarat loncat jabatan cukup sulit).
Ya saya sudah mulai hitung2an dari sekarang, ditambah lagi dengan fakta bahwa ada dosen kedokteran yang lebih muda setahun dari saya sudah menjadi profesor, membuat diri ini terpacu untuk juga melakukan hal yang sama. Bukan untuk mencari gelar semata, tapi untuk membuktikan saya bisa juga. Dan saya rasa motivasi dari diri sendiri adalah yang paling ampuh, bukan dari motivasi ingin mendapat pengakuan dan rasa hormat orang lain dari gelar yang disandang.