Share this post on:

Di beberapa website berbahasa indonesia, saya sempat membaca bahwa kerangka berpikir kadang juga disebut kerangka teori dan kerangka konsep, dan adapula yang menyebut dengan kerangka penelitian. Nah bingung khan?? saya juga bingung.. saya mengharapkan komentar yang bisa memperjelas jawaban saya ini..

Tapi menurut saya dan selama menempuh pendidikan di luar: yang saya ketahui cuma tiga ini: Theoretical Framework, Conceptual Framework dan Research Framework.

Untuk lebih jelasnya, dalam jawaban ini saya ingin membahas tentang kerangka konseptual/konsep dan kerangka teori/teoritis.

Baik saya mulai saja, langsung ke perbedaan antara kerangka konseptual dan kerangka teoritis

Kerangka teoritis merrupakan bagian dari kerangka konseptual. Dengan kata lain, kerangka konseptual menyajikan keseluruhan struktur penelitian, dan kerangka teoritis di dalamnya menjelaskan hubungan yang dieksplorasi dalam penelitian. Ravitch dan Riggan (2017) mensyaratkan bahwa kerangka teoretis didasarkan pada teori-teori yang dipublikasikan dan dapat diidentifikasi.

Supaya tidak bingung mari kita bahas tentang kerangka konseptual dulu ya

Untuk membangun kerangka konseptual yang informatif, peneliti harus memahami tujuan dari kerangka konseptual. Beberapa penulis fokus pada kerangka konseptual sebagai argumentasi untuk penelitian. Penulis lain melihat kerangka konseptual sebagai penjelasan. Penulisan lain memandang kerangka konseptual, yang mereka sebut kerangka teoritis, sebagai elemen pembangkit (generator) dari rancangan dan metode penelitian. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah

Gambar diatas menjelaskan tentang tujuan dibuatnya kerangka konseptual

Memasukkan tiga tujuan—argumentasi, penjelasan, dan creation—ketika membangun kerangka konseptual Anda. Dengan demikian, Anda akan membangun model komprehensif yang akan membantu dalam justifikasi studi Anda, memperjelas hubungan yang dieksplorasi dalam studi, dan menyelaraskan elemen rancangan. Saat Anda membangun kerangka konseptual untuk tujuan ini, Anda harus mengakar kerangka kerja di sumber yang dapat diverifikasi.

Yang tadi itu adalah tujuan mengapa membuatnya, berikutnya adalah sumbernya…

  • Sumber 1: Berdasarkan pengalaman pribadi, keingintahuan pribadi, pengalaman, intuisi, dapat dipakai sebagai motivasi untuk sebuah kerangka konseptual, meskipun pada umumnya dirasa bahwa pengalaman pribadi saja tidak cukup. Misalnya, pengalaman pribadi Anda mengamati gaya kepemimpinan dalam suatu organisasi dapat memotivasi keinginan Anda untuk melakukan studi tentang aspek kepemimpinan tertentu. Pengalaman pribadi mungkin mengarahkan Anda ke arah topik studi, tetapi topik tersebut harus memiliki makna bagi orang lain di bidang tersebut. Dengan kata lain, harus ada bukti bahwa orang lain di lapangan berbagi keprihatinan Anda dan bahwa mengatasi masalah akan memajukan dan memberi sumbangan terhadap pengetahuan. Bukti tersebut terletak pada literatur dan dasar teoritis untuk mendukung kerangka konseptual untuk penelitian anda.
  • Sumber 2: Sumber penting untuk kerangka konseptual Anda adalah literatur penelitian yang dipublikasikan terkait dengan topik Anda. Akademisi menganjurkan literatur yang terkait dengan topik studi sebagai dasar untuk kerangka konseptual anda. Yang sangat penting adalah bahwa studi Anda didasarkan pada bukti sah yang telah didokumentasikan dimana pada umumnya terdapat pada buku, artikel penelitan yang telah terpublikasikan.
  • Sumber 3: Sumber tambahan untuk kerangka konseptual Anda adalah teori, dan sumber ini dinyatakan dalam kerangka teoretis. Penelitian dapat difokuskan pada menghasilkan teori baru atau menguji teori yang sudah ada. Misalnya, penelitian Anda berfokus pada menggambarkan bagaimana para pemimpin mendistribusikan kekuasaan dalam sebuah organisasi. Dengan kata lain, fokusnya adalah pada pengembangan penjelasan, atau teori, tentang bagaimana fungsi distribusi kekuasaan dalam jenis organisasi tertentu. Atau studi Anda mungkin berfokus pada pengujian beberapa teori distribusi kekuasaan yang telah dikembangkan untuk menentukan apakah teori tersebut secara akurat menjelaskan bagaimana kekuasaan didistribusikan dalam kelompok tertentu. kerangka konseptual berisi kerangka teoretis, atau konteks teoretis, untuk penelitian , terlepas dari menghasilkan teori baru atau menguji teori yang sudah ada.

Jika kita gabungkan Tujuan dan Sumber untuk Kerangka Konseptual, maka akan di dapat gambar ini:

Meskipun pengalaman pribadi dapat memicu atau memotivasi ide penelitian, pengalaman pribadi tidak cukup untuk mendukung kerangka konseptual untuk studi penelitian. Kerangka konseptual harus berakar pada literatur akademis. Literatur memberikan alasan untuk penelitian dengan memaparkan apa yang belum diketahui atau dipahami tentang suatu fenomena. Sumber ketiga untuk kerangka konseptual adalah teori, yang terintegrasi sebagai kerangka teoritis. Apakah sudah ada teori yang diuji? Apakah tidak ada teori fenomena yang layak dan perlu dikembangkan? Dengan demikian, pengalaman dapat mendorong kerangka konseptual, literatur harus memberikan argumentasi untuk menyokong ide penelitian, dan penelitian harus ditempatkan dalam kaitannya dengan penemuan teori baru atau menguji teori yang sudah ada.

Nah dari penjelasan saya tentunya anda sudah mengetahui apa itu kerangka konseptual dan hubungannya dengan kerangka teoritis, tapi saya belum begitu menyinggung bagaimana bentuk dari ramuan diatas atau contoh conceptual framework dalam grafik.

Seperti Miles dkk. (2014), Robson dan McCartan (2016) menganjurkan penyajian kerangka konseptual dalam format grafik. Robson dan McCartan memberikan enam spesifikasi untuk mengembangkan grafik tersebut:

1. Grafik dibuat pada satu halaman.

2. Sertakan beberapa masukan, seperti penelitian sebelumnya, termasuk studi percontohan; teori yang relevan; fenomena atau hubungan variabel; dan pemikiran para profesional lain di bidangnya.

3. Hasilkan konsistensi internal dalam peta grafis.

4. Akan terjadi beberapa iterasi dari kerangka grafis.

5. Sertakan item/elemen, daripada mengecualikannya/membuangnya, jika tidak yakin.

6. Sederhanakan grafik berdasarkan pengalaman yang di dapat di lapangan.

Jika Anda memperhatikan masing-masing dari enam spesifikasi yang disebutkan diatas, Anda akan mengembangkan presentasi grafis yang solid dari kerangka konseptual Anda.

Gambar dibawah ini adalah contoh kerangka konseptual yang di dalamnya sudah terkandung kerangka teoritis

Gambar menunjukkan kerangka konseptual grafis untuk studi metode campuran yang menguji pengaruh dimensi tertentu dari dukungan supervisor (pendampingan (mentoring), pembinaan (coaching), dukungan tugas (task support), dan dukungan sosial (social support)) pada motivasi transfer (transfer motivation) dan transfer pelatihan (Training transfer) untuk menentukan apakah motivasi transfer (transfer motivation) memediasi hubungan antara dimensi dukungan supervisor (dimension of supervisor support) dan transfer pelatihan (Training Transfer)

Gambar tersebut mencerminkan tujuan studi metode campuran, yaitu untuk memahami pengaruh dimensi spesifik dari dukungan (pendampingan, pembinaan, dukungan tugas, dan dukungan sosial) pada motivasi transfer dan transfer pelatihan. Dalam bagian kuantitatif dari penelitian ini, penulis meneliti hubungan antara dimensi dukungan supervisor dan transfer pelatihan dan sejauh mana motivasi transfer memediasi hubungan tersebut.

Pada bagian penelitian kualitatif, penulis mengeksplorasi pengalaman hidup peserta dari fenomena transfer / participants’ lived experiences of transfer phenomena (yaitu, dukungan supervisor, motivasi transfer, dan transfer pelatihan). Baik teori dukungan organisasi (Organizational Support Theory) dan teori perilaku terencana ( Theory of Planned Behavior ) mensupport untuk penelitian ini.

Miles dkk. (2014) mencatat bahwa membuat grafik ke satu halaman daripada beberapa halaman memungkinkan Anda untuk melihat dan menyesuaikan semua bagian penelitian sebagai satu kesatuan serta untuk melihat inkonsistensi dan kontradiksi. Melalui proses ini diharapkan terjadi konsistensi untuk rancangan penelitian. Anda harus bisa menerima bahwa pengembangan grafik menjadi proses berulang dan tidak sekali jadi dengan beberapa versi sampai akhirnya secara akurat mewakili studi/penelitian.

Selama proses berulang ini, bagaimana Anda menulis tentang studi dan bagaimana Anda secara grafis mewakili studi menjadi saling informatif dan saling formatif. Miles dkk. lebih lanjut menyarankan bahwa Anda harus mechallenge diri sendiri untuk menghindari grafik yang terlalu global dengan panah dua arah di mana-mana yang tidak dengan jelas menunjukkan aliran penelitian.

Dainjurkan pula untuk membuat presentasi naratif dari kerangka konseptual disertai dengan grafik. Upaya untuk membuat model grafis satu halaman dari sebuah penelitian akan membantu Anda dalam mengkonseptualisasikan penelitian secara koheren, menentukan keselarasan yang tepat dari elemen desain penelitian, dan mengkomunikasikan elemen-elemen penting kepada orang lain. Manfaat lain dari kerangka kerja konseptual grafis adalah bahwa hal itu membuat anda tidak terbebani menulis dengan penjelasan yang super panjang, di mana beberapa peneliti dapat menjadi begitu terhisap dan terbebabni dengan kata-kata yang begitu banyak. Grafik memungkinkan Anda untuk melihat studi dan keterkaitan sebagai gambar. Dengan cara itu, grafik memberi Anda alat pengorganisasian yang menyampaikan makna kepada pembaca lebih sederhana daripada teks tulis. Namun, saya berpendapat bahwa Anda juga harus menyajikan kerangka konseptual dalam teks yang ditulis dengan jelas. Penyajian naratif dari kerangka konseptual menjelaskan aspek-aspek kunci dari landasan studi dan menyampaikan pemahaman studi secara keseluruhan dalam konteks pengetahuan dalam disiplin ilmu anda.

Mudah2an di lain kesempatan saya bisa menulis kerangka penelitian..

Entah itu kerangka konseptual maupun kerangka penelitian, setiap kerangka atau jika diterjemahkansecara langsung (: setiap kerangka kerja) dalam bentuk grafis, memudahkan pembaca memahami suatu penelitian dalam gambar besar dan juga mengetahui dasar dari peneliti untuk melakukan penelitian.

Share this post on:
Avatar Indra

Author: Indra

Saya adalah dosen tetap di Fakultas Pariwisata Universitas Udayana Bali. Bidang yang saya suka adalah disaster management, heritage tourism, E-tourism dan juga Research Methods.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *