Share this post on:

Sudah hampir seminggu pertanyaan ini muncul terus di beranda saya.

Tidak perlu khawatir. Modal utama S3 itu adalah rajin dan tahan banting. Saya berbicara dari sudut pandang saya selaku pemegang gelar PhD. Saya ajukan pertanyaan ini untuk anda. Jika semua jawabannya siap dan ya, anda kemungkinan bisa kuliah S3 baik di dalam maupun luar negeri.

  1. Bersedia untuk membaca artikel dalam bahasa inggris yang banyak? Karena novelty ditemukan ketika anda bisa melihat research gap.
  2. Bersedia untuk duduk berjam2 untuk mengetik di depan komputer tiap hari. Bedakan antara mengetik (menyalin) dengan mengetik + berpikir
  3. Bersedia berada di Lab ๐Ÿงช berhari2 ?
  4. Bersedia untuk tetep bekerja/belajar di Sabtu dan Minggu?
  5. Bersedia untuk ikut konferensi dan memaparkan tulisan ilmiah anda di conference?
  6. Bersedia untuk lebih sedikit bermain medsos seperti IG dan FB bahkan Tiktok?
  7. Bersedia untuk membuat poster presentation?
  8. Bersedia untuk menerima tulisan anda dicoret profesor padahal sudah berminggu2 membuatnya dan anda disuruh submit ulang?
  9. Bersedia untuk mentranscribe minimal 30 wawancara (minimal 45 menit) ke dalam suatu transkripsi dalam bentuk verbatim?
  10. Bersedia untuk bersiap dalam perjalanan yang sepi dan sendiri dimana hanya anda dan komputer serta alat lab?

kalo tujuan anda hanya untuk menghiasi nama saja agar panjang, lupakan. Jika tujuan anda memang untuk promosi, kenaikan gaji dan siap untuk terus menerus berkontribusi di dunia penelitian dan pendidikan. Teruskan.

PhD yang kepanjangan lucunya adalah Permanent Head Damage itu benar adanya. Jika otak anda belum2 benar damage karena kuliah S3, artinya Uni anda hanya butuh uang anda untuk ditukarkan dengan gelar.

Foto kiri adalah di tahun kedua PhD, semua masih serasa enteng. Foto kanan tahun ini. Anda lihat apa PhD telah lakukan thd saya? Ya sementara teman lainnya bertemu Psikiater untuk mengatasi stress PhD, saya mengatasinya dengan menyakiti badan saya dengan jarum tato. Tidak ada orang dari kalangan keluarga akademisi akan menato badannya jika tidak stress. Jadi sekalian ajalah, biar nanti mirip drummer2 idola saya ๐Ÿ˜Š

Contoh lain:

Sepupu saya pemenang beasiswa Fulbright. Anda bisa baca statusnya. Tidak, dia gak sampai menato badannya. Kisahnya lebih sedih: dia harus menjual paten dari mesin yang dia temukan ke Uninya agar bisa tetap menyelesaikan kuliahnya karena sponsor hanya menyediakan 3โ€“4 tahun.

Share this post on:
Avatar Indra

Author: Indra

Saya adalah dosen tetap di Fakultas Pariwisata Universitas Udayana Bali. Bidang yang saya suka adalah disaster management, heritage tourism, E-tourism dan juga Research Methods.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *